Rabu, 29 April 2009

Terjemahan: Letters of Elder Macarius of Optina - Surat-surat dari Penatua Makarius dari Optina


Bab III bagian 2. Kesederhaan (2)

Dalam setiap perjumpaanmu dengan orang lain, kita dapat segera melihat kecacatan kita daripada seharusnya jika kita hidup di dalam kesunyian. Ketika, karena merasa terendahkan karena melihat kejelekan jiwa kita, kita berdoa memohon pertolongan Allah, kita tidak akan pernah dibiarkan di dalam kekurangan. Dia adalah kedamaian kita (Ef. 2:14) dan tak ada hal lain lkecuali rahmat Tuhan yang mampu membuat sebuah sorga di dalam hati manusia. [156]

Engkau kelihatannya amat terganggu dengan penolakan hubunganmu dengan tindakanmu. mengapa mesti sedemikian terlukanya? Sebab di dalam kesadaran penuh engkau yakin tidak bertanggung jawab akan sikap kasar mereka terhadapmu, dan sebab engkau yakin bahwa engkau tak melakukan apapun untuk membuat mereka merasakan atau memikirkan hal h-hal yang demikian, maka damailah! Berdamailah dan berdoalah bagi mereka. Kita tidak meyakinkan bahwa semua yang kita lakukan ialah benar, karena niat kita tulus adanya. Setiap orang memiliki cara mereka masing-masing untuk menjalani hidup ini, ide mereka dalam banyak hal.

Unjukkanlah segenap perbuatanmu sebagai persembahan kepada Tuhan kita. Namun di dalam perbincangan tentang iman, berbicaralah di dalam kerendahan hati, dan bukan sebagai pengusa sekolahan. [248].

Janganlah tergoda untuk menilai kualitas doamu (menurut pikiran sendiri). Tuhan sendirilah yang dapat menentukan nilainya. Bagi kita, doa kita sendiri haruslah selalu kelihatan sebagai usaha yang sangat memprihatinkan, sangat tidak pantas akan penghargaan, sehingga tangisan dari sang pemungut cukai senantiasa keluar dari mulut kita.

3. Kesabaran

bacalah Kitab Ayub dan muliakanlah Tuhan atas segala sesuatu. Ketika engkau telah mencapai kerendahan hati yang cukup, maka penghukuman akan berhenti. Selanjutnya, periksalah kesabaranmu. Ishak dari Siria menulis: kesabaran menghasilkan penghiburan, sedangkan sikap kekecutan hati membawa kepedihan dan luka.' [346]

4. Kelemahlembutan

Ketika orang menyerang dan mengolok-olok engkau, ingatlah bahwa bahkan hal ini tidak akan mungkin ada tanpa pola penyediaan Allah. Ambillah ini sebagai petunjuk dari kelemahanmu; terimalah, sesungguhnya justru itu adalah obat. Hal ini memberikanmu kesempatan untuk memeriksa daya ketahananmu, kekuatanmu melawan yang jahat dan kapasitasmu untuk menerima kerendahan hati.

Saya dapat benar-benar percaya bahwa tidaklah mudah bagi engkau untuk hidup di dunia ini. Namun sampai pada saat Tuhan memanggilmu dan memungkinkan engkau untuk berangkat ke monasteri, doronglah dirimu untuk menghidupi hidup yang penuh suka cita, menjaga perintah dan amanat-Nya dan jagailah dirimu terhadap godaan menghakimi orang lain karena kekurang-taatan mereka. Allah itu kuat; Dia dapat melihat keselamatan mereka dan mengaruniakan mereka semangat untuk mencarinya, ketika, dimata-Nya saat-Nya telah tiba. [101]

Tuan Burakyok sangat tepat mengatakan bahwa orang Luteran memiliki emas itu (Firman Allah) dan perak (orang-orang dengan budi yang baik) namun kedalam emas dan perak itu mereka telah campuri dengan begitu banyak baja (pola pikir dengan keangkuhan, orang-orang yang mengandalkan pikirannya sendiri) sampai baja itu telah menurunkan nilai bukan saja perak itu namun juga emasnya. Karena hal ini mereka bertanggungjawab dan harus memberikan jawaban. [241]

Saya sangat bergembita mendengar kabar bahwa engkau berbahagia dan saling berdamai diantaramu dan sesamamu, bahwa kini engkau telah menjadi anggota Gereja kami yang telah menjaga Tradisi Rasuliah yang tak terusakkan dan tercemar.

lalu mengenai orang yang berbudi baik dan mulia namun tidak percaya, kita tidak bisa dan tak seharusnya menghakimi mereka. jalan-jalan Allah tidak terselami; marilah kita menyerahkan orang itu sepenuhnya kepada penghakiman-Nya dan kepada rahmat dari Penyediaan-Nya. Dia saja yang tahu bagaimana dan mangapa Dia telah membangun bahtera besar kemanusiaan dan perahu kecil bagi masing-masing kita sebagaimana adanya.

Menjauhlah dari perbincangan tentang hal-hal religius yang memanas, tidak ada kebaikan dijumpai di sana....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar